Semarang, hapraindonesia.co – Unjuk rasa buruh dan mahasiswa menolak Omnibus law atau UU Ciptakerja yang akan geruduk DPRD Jateng, Rabu siang, (7/10/2020) long march melewati rute jalan di wilayah hukum Polsek Semarang Barat. Hal ini tidak menyebabkan wilayah tersebut membuat kemacetan arus lalulintas, sebab sudah diantisipasi sejak awal oleh Kapolsek Semarang Barat beserta jajarannya di area simpang fly over Kalibanteng, Kota Semarang.
Pengamanan dan pengendalian situasi dipimpin langsung oleh Kapolsek Semarang Barat, Kompol Iman Sudiantoro, S.H., M.H., dengan menurunkan sebanyak 30 personil anggotanya.
“Tadi unjuk rasa Buruh dan mahasiswa muter-muter ke pelabuhan, lalu ke IAIN Walisongo. Langsung menuju arah Gedung DPRD Jateng. Alhamdulillah situasi aman, kondusif, terkendali,” terang Kompol Iman kepada awak media, di bawah flyover Kalibanteng, Kota Semarang.
Massa aksi yang turun ke jalan menuju gedung DPRD Jateng, lanjut Iman, berasal dari elemen buruh dan mahasiswa yang ada di Kota Semarang. Hal itu dilihat dari atribut yang digunakan para pendemo.
Sedang untuk obvit (obyek vital) area bandara yang menjadi wilayah hukum Polsek Semarang Barat, yang dimungkinkan dimasuki oleh para pengunjuk rasa, dijelaskan Kapolsek Semarang Barat, bahwa area tersebut merupakan area yang mendapatkan pengamanan khusus.
“Jadi untuk obvit area bandara merupakan obyek area yang memperoleh pengamanan khusus,” jelas Kapolsek Semarang Barat.
Terkait keamanan secara umum, Kompol Iman menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran Covid 19.
“Imbauan kami, warga masyarakat perlu berhati-hati. Saat ini sudah ada Kampung Siaga Candi Hebat. Jadi masyarakat bisa melakukan pengamanan secara mandiri. Jika ada suatu pelanggaran Kamtibmas bisa langsung melaporkan,” pungkasnya.
(wib)