Foto: Taurus/HI |
Mojokerto, hapraindonesia.co – Wakil Bupati Mojokerto Pungkasidi memberangkatkan peserta gerak jalan Mojosari-Mojokerto tahun 2018, yang mengambil start di Lapangan Desa Lebaksono, Kecamatan Pungging, Sabtu (3/11) siang.
Wakil Bupati mengatakan dalam event tahunan ini, mengajak semua peserta untuk mengenang jasa para pahlawan dengan memetik kembali nilai-nilai sejarah, khsususnya perisitwa pertempuran masyarakat Kabupaten Mojokerto melawan Belanda.
“Dengan diselenggarakannya gerak jalan Mojosari-Mojokerto ini, diharapkan generasi muda dapat memetik kembali nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Mojokerto pada pertempuran melawan Belanda di lokasi jembatan perbatasan antara Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu, dan Desa Gedangan Kecamatan Kutorejo dari pasukan komando Hayam Wuruk yang dipimpin oleh Batalyon Mansyur Sholikin, Batalyon Moenasir, Batalyon Bambang Yuwono dan Batalyon Tjipto. Sampai saat ini kenangan peristiwa tersebut ditandai dengan Monumen Peluru di pertigaan Pasar Dlanggu,” tutur wabup membacakan sejarah gerak jalan ini.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto sekaligus ketua penyelenggara acara, Djoko Widjayanto, dalam laporan sambutannya menerangkan para peserta yang ikut berpartisipasi dalam gerak jalan ini.
“Acara ini diikuti peserta baik beregu maupun perorangan, dari berbagi sekolah, TNI, Polri, dinas, kecamatan, swasta, serta relawan. Para peserta memperebutkan hadiah trophy, piagam dan pembinaan bagi juara gerak jalan,” terang Djoko.
Rute gerak jalan sendiri terilhami dari rute escape Pasukan Komando Hayam Wuruk pimpinan Mayor Pamoe Rahardjo, dalam pertempuran Mojosari Selatan untuk mengusir penjajah Belanda yang menduduki sebagian wilayah Mojokerto pada tahun 1949 silam.
Penunjukkan Mayor Pamoe Rahardjo saat itu dilakukan oleh Kolonel Soengkono selaku Gubernur Militer Jawa Timur (Panglima Divisi I) melalui surat Perintah Siasat No. 2/Gmdt/Dar. tanggal 24 Desember 1948.
(Taurus)