Foto: Istimewa |
Mojokerto, hapraindonesia.co – Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mojokerto menggelar pelatihan pemandu wisata. Kegiatan pelatihan dibuka oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari pada Kamis (13/6) pagi di Ruang Damarwulan Hotel Raden Wijaya, Jalan Raden Wijaya nomor 42, Kota Mojokerto.
Dalam laporannya, Kepala Disporabudpar Kota Mojokerto Novi Rahardjo menyampaikan, pelatihan ini untuk menggerakkan secara optimal seluruh instrumen pendukung industri pariwisata khususnya di Kota Mojokerto.
“Tujuan dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi segenap instrumen pendukung industri pariwisata utamanya sumber daya manusia,” jelas Novi.
Lebih lanjut Novi menjelaskan bahwa pelaksanaan pelatihan ini akan terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pertama pelatihan pemandu wisata buatan (ecopark), tahap kedua adalah pelatihan pemandu wisata budaya dan tahap ketiga adalah pelatihan pemandu wisata tematik.
“Hari ini temanya adalah ecopark yang titik beratnya pada tiga objek. Yaitu TPA Randegan, Hutan Kota, Pasar Minggu Pagi Benpas,” jelas Novi.
Novi menambahkan bahwa para wisatawan yang datang ke TPA Randegan dan Hutan Kota sering kali para pengunjungnya bertanya kepada para pedagang disekitarnya,untuk itu warga sekitar harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan yang identik dengan guide.
Dalam pengarahannya, Ning Ita menyampaikan bahwa industri pariwisata di Kota Mojokerto bisa dikatakan tertinggal dibanding daerah lain. Sedangkan program pemerintah nasional mewajibkan bahwa di setiap daerah tingkat II mengembangkan potensi wisatanya.
“Maka saya dalam kepemerintahan ini akan memfokuskan sesuai dengan RPJMD yang telah disahkan. Bahwa urusan yang dipilih untuk menjadi prioritas pemerintah adalah bidang pariwisata,” kata Ning Ita.
Ning Ita mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini adalah menjadi penunjang untuk bidang pariwisata yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.
“Berbicara tentang pariwisata, salah satu komponen penting dan strategis di dalam sektor pariwisata adalah pemandu wisata. Bapak Ibu dihadirkan di sini untuk diberikan pelatihan,diberikan ilmu bagaimana menjadi seorang pemandu wisata. Dalam dunia pariwisata, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus ada sinergi dari beberapa pihak. Pemerintah menyiapkan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Kemudian pihak swasta ikut andil di dalamnya dan yang lebih penting lagi kontribusi dan partisipasi dari masyarakat,” tegas Ning Ita.
Dalam pengarahannya Ning Ita juga mengingatkan bahwa semua masyarakat Kota Mojokerto punya kewajiban ikut ambil bagian mensukseskan program pariwisata yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
“Para peserta pelatihan jangan mempunyai pemikiran ini hanya sekedar pelatihan, tetapi saya minta komitmen Anda semua yang hadir melalui kesempatan ini. Saya mengharapkan ilmu yang Anda beroleh bisa ditularkan kepada masyarakat secara luas. Agar semakin banyak masyarakat yang peduli bagaimana untuk menjadi tuan rumah terhadap wisatawan yang hadir,” lanjut Ning Ita.
Ning Ita juga mengapresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini. Karena selain men-support bidang pariwisata yang menjadi prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah Kota Mojokerto 5 tahun ke depan, juga sebagai bentuk bahwa masyarakat Kota Mojokerto mau berpartisipasi aktif ikut mendukung apa yang menjadi program dari pemerintah daerah. Ning Ita berharap dengan kehadiran para tour guide ini mampu memberikan pelayanan yang baik kepada siapapun wisatawan yang datang ke Kota Mojokerto.
Nara sumber dalam pelatihan ini dari kalangan praktisi maupun akademisi diantaranya Satrio Wiweko Direktur Eksekutif Sahabat Lingkungan dan Lisa Rokhmini dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Masing-masing tahap pelatihan akan dilaksanakan selama tiga hari dengan pemberian materi pada hari pertama dan kedua sedangkan pada hari ketiga akan diisi dengan observasi lapangan.
(Taurus)