Foto Istimewa |
Mojokerto,Hapraindonesia.co- Event bergengsi Mojospekta 2019 yang diselenggarakan sejak 20 – 24 November, ditutup meriah dengan drama kolosal Mojopahit Babagan 1 dan parade 1000 meter batik. Kegiatan yang melibatkan sedikitnya 5000 orang tersebut, menjadi perhelatan terbesar dan pertama bagi Pemerintah Kota Mojokerto menuju kota pariwisata.
Sejak pagi, suasana Gelora A. Yani, Magersari, telah dipadati ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat. Dengan memakai kostum tradisional Majapahit, lengkap beserta aksesoris yang melekat, para peserta telah siap unjuk kebolehan dihadapan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan suami Supriyadi Karima Saiful, DPRD Kota Mojokerto, sponsorship, Forkopimda, kepala OPD serta tamu undangan lainnya.
Drama kolosal Mojopahit Babagan 1, menceritakan tentang dinobatkannya Pangeran Wijaya sebagai raja di Kerajaan Majapahit, dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka atau bertepatan dengan tanggal 12 November 1293. Drama yang dimusikalisasi oleh Memet Chairul Slamet, menjadi acara pembuka pagi ini.
“Ini merupakan teater kolosal Majapahit yang dikemas secara serial. Untuk tahun ini, menceritakan kemenangan Jayawardhana, dan di tahun depan ceritanya akan beda lagi namun masih berkesinambungan,” kata Ning Ita, sapaan akrab wali kota usai pagelaran Mojospekta, Minggu (24/11).
Melihat antusiasme ribuan warga Kota Mojokerto dalam pegelaran Mojospekta 2019, Ning Ita mengucapkan terimakasihnya atas keterlibatan semua elemen masyarakat. Baik dari pelajar, sponsorship hingga instansi pemerintah dan swasta. “Ini akan menjadi motivasi kami dalam menggelar kegiatan yang serupa dengan melibatkan unsur masyarakat,” imbuhnya.
Usai penampilan drama kolosal Mojopahit Babagan 1, ribuan orang telah siap membentangkan kain batik sepanjang 1000 meter. Pemberangkatan parade kain batik Majapahit dengan 120 motif ini, dimulai dari Gelora A Yani, Magersari menuju Alun – alun Kota Mojokerto, Prajurit Kulon. Tepat di garis finish, para peserta parade disambut dengan alunan macapat.
“Serangkaian kegiatan selama lima hari ini, merupakan prioritas Kota Mojokerto menjadi kota pariwisata. Nah, karena destinasi wisata mungkin belum terbangun, sembari mengarah ke sana, malalui event pariwisata inilah yang terus kami gencarkan. Dan kebetulan, bulan November adalah bulan Mojopahit, kami ingin mensinergikan itu dengan tema besarnya Spirit of Mojopahit,” jelas Ning Ita. (T@urus)