Kediri, hapraindonesia.co – Minggu terakhir menjelang lebaran 2020, Ketua Dewan Masjid (DMI) Indonesia Kota Kediri menghimbau masyarakat untuk salat Idul Fitri di Rumah. Hal ini terkait dengan kondisi pandemi dan belum menurunnya grafik yang terinfeksi Covid-19.
“Salat Ied di rumah saja. Ikuti panduan cara Salat Ied di rumah,” kata Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Kediri, Abu Bakar Abdul Jalil atau akrab disapa Gus Ab
Selama aturan pemerintah belum berubah, Gus Ab menghimbau masyarakat untuk menjalankan Salat Ied di rumah saja, berjamaah bersama keluarga.
“Salat Ied itu hukumnya sunnah. Bahkan tidak dilakukan pun tidak berdosa,” terang Gus Ab.
Bahkan yang salat wajib, misalnya Salat Jumat bagi muslim yang biasa dilakukan berjamaan di masjid pun diimbau untuk dilakukan di rumah, apalagi yang salat sunnah.
Bagi sebagian orang, kurang afdol rasanya jika Salat Ied yang dilakukan setahun sekali tidak dilakukan di masjid/lapangan. Dalam hal ini Gus Ab kembali mengajak untuk menelusuri hukumnya.
“Kadang orang lebih mengutamakan yang sunnah karena penuh keramaian, lalu melupakan yang wajib karena sendirian. Jadi esensinya ramai-ramai, bukan pada menjalankan kewajiban” lanjut Gus Ab.
Selain itu, rutinitas Lebaran biasanya silaturahmi. Saling mengunjungi antar kerabat dan saudara. Tahun ini, silaturahmi bisa ditempuh dengan cara lain. Tidak harus bertatap muka bila tak memungkinkan.
“Silaturahmi sekarang bisa via online. Ada media sosial, bisa Whats App, bisa telepon,” kata Gus Ab.
Sambungnya silaturahmi dengan ucapan salam, itu bisa dilakukan dengan media-media lain selain bertemu langsung.
“Kalau datang langsung itu namanya ziarah. Ziarah dilakukan jika memungkinkan,” terang Gus Ab.
“Misalnya ada keinginan dari untuk mengujungi orang tua, malah justru akan membahayakan mengingat orang tua yang usianya di atas 45 tahun rentan tertular. Sedangkan anaknya bisa jadi OTG (Orang Tanpa Gejala) yang justru membawa virus sampai ke kampung halaman” pungkas Gus Ab.
(*/Red)