Hapraindonesia.co – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kediri, KH. M. Ma’mun Mahfud menanggapi tentang momentum politik yang sudah mulai terasa.
Hal itu disampaikan saat acara Talk Show yang mengangkat tema “Tantangan dan Solusi NU Kabupaten Kediri Kedepan” yang kesemua kegiatan berlangsung di Aula PCNU Kabupaten Kediri, Selasa (8/11/2022).
Tanggapannya tersebut dimaksudkan sebagai sikap yang diambil sebagai warga nahdliyin menghadapi datangnya momentum politik.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dua tahun ke depan sampai 2024, Indonesia sedang dihadapkan situasi politik yang cukup panas.
Menurut kiai yang kerap disapa Gus Ma’mun tersebut, Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan harus bisa menjadi pendingin di saat orang-orang sling memprovokasi.
“Untuk urusan politik, saya pikir, kita ini sebagai ormas harus betul-betul bisa mengayomi, supaya politik di Kabupaten Kediri ini, ketika ada provokatornya, kita jadi bagian yang ngadem-ngademi (mendinginkan), jadi kulkas-nya lah,” terang Gus Ma’mun.
Mengenai sikap warga nahdliyin sendiri, menurut Gus Ma’mun harus jauh lebih paham tentang politik daripada orang-orang yang ada di dalam partai politik.
“Tapi, memang kita tidak boleh baper. Dalam politik itu saya pikir kita itu harus lebih melek politik daripada partisipan, daripada orang-orang yang di partai politik. Supaya apa? Supaya enggak diapusi (tidak dibohongi),” tandas Gus Ma’mun.
Untuk itu, warga NU khususnya yang ada di Kabupaten Kediri diharapkan tidak buta politik, meskipun tidak ikut dalam partai politik. Sehingga, harapannya warga NU tidak mudah dibohongi oleh orang-orang yang ahli politik.
Meskipun beda pilihan, menurutnya tidak perlu membuat situasi tambah panas. Harapannya dengan masyarakat yang cerdas dan melek politik tidak akan ikut memperkeruh keadaan.
“Kita harus benar-benar bagaimana membuat kondisi Kediri ini tetap adem. Siapa pun pilihannya monggo lah. Sebagai pribadi pasti saya punya pilihan, kalau tidak ya malah salah,” pungkasnya.
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Kediri Agus Rizmi Haitami Azizi menambahkan harapannya sebagai kaum muda nahdliyin di Kabupaten Kediri. Menurutnya, menyambut tahun politik yang akan datang warga NU harus kompak.
“Harapan kami, bagaimana Nahdlatul Ulama di Kabupaten Kediri ini bisa satu komando. Jadi nantinya ketika ketua NU dawuh milih A, kami semua A. Bukan hanya di tingkat kabupaten, tapi juga sampai tingkat ranting,” katanya.
Menurutnya, hal ini menjadi PR serius bagi warga nahdliyin ke depan dalam menyambut tahun politik. Dimana warga NU selama ini diremehkan karena suaranya bisa dipecah belah. “Pemilu tahun depan, bagaimana kita mensolidkan barisan. Nah ini yang perlu diwaspadai, ketika NU bergerak, ini harus diwaspadai,” tegasnya.
Sementara itu, Agus H.M Kanzul Fikri lebih sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Gus Ma’mun dalam menyambut momentum politik. Menurutnya, dalam momentum politik, peran NU bukan hanya sekedar pilih memilih, melainkan lebih menjadi penengah ketegangan politik.
“Peran Nahdlatul Ulama itu bukan memilih salah satu yang mana, tapi lebih ke bagaimana kita ini menjadi kulkas. Apalagi jika kita melihat kejadian di pemilu-pemilu sebelumnya,” tandasnya.
Menurutnya banyak hal dan isu politik yang perlu diwaspadai dalam momentum pemilu mendatang. Salah satu yang perlu digarisbawahi menurutnya adalah politik identitas. “Sekali lagi, yang bisa membentengi kita dari serangan-serangan seperti ini ya hanya Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Untuk diketahui, bahwa acara Talk Show ini digelar dalam rangkaian pra Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XI PCNU Kabupaten Kediri yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-12 November mendatang.
(Red/*)