Kediri, hapraindonesia.co – Masyarakat Kota Kediri harus lebih bijak lagi dalam menggunakan uangnya, ketika masyarakat bijak dalam membelanjakan uangnya maka sisa dari uangnya tersebut dapat digunakan untuk investasi.
Hal itu diungkapkan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat menjadi narasumber talkshow yang bertajuk “Kesiapan dalam pengendalian inflasi Kota Kediri pada Ramdhan dan Idul Fitri Tahun 2017”, Kamis (8/6) di KPWBI Kediri.
Menjelang bulan Ramadhan Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Kediri telah melakukan sidak harga di dua pasar yang ada di Kota Kediri yang tujuannya agar harga-harga pangan tetap stabil saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.
Guna menekan laju gejolak kenaikan harga barang dan jasa serta menahan laju inflasi Kota Kediri khususnya pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan manajemen pengelolaan koperasi dan UMKM, dengan memperluas jaringan akses permodalan melalui peran stimulasi pemerintah dan lembaga keuangan dengan mengutamakan pendampingan untuk kelancaran pembiayaan usaha bagi usaha ekonomi marginal serta meningkatkan peran serta kaum perempuan dalam aktivitas ekonomi masyarakat dan memantapkan ketersediaan pangan, distribusi informasi pasokan dan stabilitas harga pangan.
Menurut Mas Abu sapaan akrab Walikota Kediri bahwa untuk mengantisipasi terjadinya inflasi di Kota Kediri saat bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri maka Tim Pengendali Inflasi Daerah melakukan operasi pasar murah yang tujuannya agar harga bahan pangan tidak melonjak tinggi namun tetap stabil seperti hari-hari biasa.
“OPM ini tidak hanya untuk warga yang kurang mampu saja, tapi untuk seluruh warga Kota Kediri, sehingga semuanya bisa merasakan namun tetap dibatasi per orang maksimal hanya boleh membeli 2 pack saja per itemnya,”ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Kediri ini juga menambahkan beberapa terobosan lain untuk menekan inflasi yaitu membuat koperasi di tingkat RW. Dengan berdirinya koperasi RW, masyarakat di lingkungan RW tersebut bisa meminjam untuk modal usahanya dan bunga yang diberikan pun juga kecil.
Selain itu, diadakannya pelatihan kerja untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia siap kerja yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja secara mandiri atau bekerjasama dengan dunia usaha dan lembaga-lembaga yang berkompeten dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja.
“Karena pada saat ini banyak sekali muncul rentenir, walaupun cara meminjam uang di rentenir mudah tetapi bunga yang diberikan terlalu tinggi sehingga dengan adanya koperai RW ini dapat membantu pedagang untuk modal usahanya, selain itu juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi di Kota Kediri,”ujarnya.
Disamping itu, pentingnya mengenalkan inflasi kepada para ibu agar lebih bijak menggunakan uang, karena ibu yang menjadi pengambil keputusan dominan untuk belanja kebutuhan keluarga. “Ibu-ibu itu sangat berperan dalam rumah tangga, dan ibu harus diedukasi masalah inflasi dan diajarkan bagaimana belanja yang wajar sesuai kebutuhan, tidak berbelanja berlebihan,”ujar Mas Abu.
Turut menjadi narasumber dalam acara tersebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto, Kadin Kota Kediri Muhammad Solikhin, Kepala Bulog Rachmat Syahdjoni Putra, dan Yetty Sisworini Kepala Disperindagin Kota Kediri.
(Adv/Humas)