Pertemuan yang berlangsung di ruang Joyoboyo Balai Kota itu sempat menjadi ajang “menghakimi” Pertamina yang dianggap sebagai pihak paling bertanggung jawab atas masalah ini. ‘Penghakiman’ terutama datang dari para Lurah yang sering menerima keluh kesah dari warga perajin tahu yang jumlahnya cukup banyak di Kediri, dan dari asosiasi pengusaha angkutan umum. “Yang dibutuhkan adanya solar. Jika memang harganya perlu dinaikkan, ya dinaikkan,” kata Ketua Organda Kediri Subur Santoso dalam forum itu.
Pihak Pertamina, diwakili sales eksekutif yang membawahi area Kediri, Dambha Hertiyanto, menolak dipersalahkan. Menurutnya, Pertamina hanya operator, sementara kebijakan penetapan kuota adalah ada pada pemerintah dan BPH Migas. Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu akhirnya menyepakati beberapa hal, diantaranya Hiswana Migas cabang Kediri akan berkirim surat ke Hiswana Migas pusat agar membicarakan ulang masalah kuota maupun kemungkinan peningkatan harga dengan pemerintah. “Kami mengupayakan pengetatan penggunaan solar hingga diversifikasi energi,” kata Wali Kota Kediri, Samsul Azhar, ditemui usai pertemuan itu. (cah)