MOJOKERTO, Hapra Indonesia.co – Saat ini pemberian ASI (Air Susu Ibu) di Indonesia masih rendah dan cenderung menurun tiap tahunnya. Begitu juga dengan kondisi cakupan ASI yang ada di Kota Mojokerto belum mencukupi target yang diharapkan.
Padahal bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dan mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang optimal. Fakta membuktikan pemberian ASI Ekslusif dapat mencegah 13% kematian balita dan dengan IMD dapat menyelamatkan 22% kematian bayi baru lahir. Untuk itu perlu upaya untuk mempromosikan mendukung dan melindungi pemberian ASI sebagai intervensi utama dalam peningkatan kesehatan dan keselamatan hidup anak, dimana semua upaya untuk mencapai tujuan dari MDGs 4 dan 5 yaitu penurunan AKB dan AKI dapat berhasil, tentunya didukung oleh segenap stakeholder, lintas sektor serta partisipasi masyarakat.
Demikian dijelaskan Susilawati, S.Psi, M.Si Kabid Kesga Dinas Kesehatan Kota Mojokerto pada acara Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KPASI), di Puskesmas Wates 8 Agustus 2014 yang diikuti oleh Lurah Wates, Kepala Puskesmas Wates, Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Wates, Ketua IBI, Bidan, Ketua Kader Posyandu, dan Ketua POSKESDES.
Dalam sambutan pengarahannya Susi berharap kepada semua pihak hendaknya dapat ikut mendukung dan mensukseskan Program Pemberian ASI Ekslusif, dari peran keluarga, suami dan masyarakat untuk mendorong para ibu muda untuk memberikan ASI pada bayinya dengan memberikan pengetahuan yang memadai mengenai manfaat dan cara pemberian ASI secara benar, sedangkan bagi para pelayanan kesehatan, Rumah Sakit dan rumah Bersalin, agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada kehamilan, IMD, rawat gabung, tidak memberikan susu formula/dot dan tidak memberikan makanan/minuman selain ASI, lakukan konseling menyusui agar ibu dapat menyusui bayinya.
Dukungan kebijakan yang diperlukan untuk memberikan ASI, melalui pengawasan promosi dan peredaran susu formula, penyediaan tempat menyusui bagi ibu bekerja serta member kesempatan kepada ibu bekerja untuk menyusui. Jika semua itu dilakukan dengan baik maka akan dapat meningkatkan kualitas generasi bangsa yang tangguh dan berkualitas.
Diskusi dan tukar pengalaman tentang permasalahan yang ditemui saat menyusui beserta solusinya; Pendampingan ibu menyusui bayi 0-6 bulan (ASI Eksklusif) dan dilanjutkan sampai umur 24 bulan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini menjadi tanggung jawab Kelurahan, Tim Penggerak PKK Kelurahan, Kader Posyandu dan Puskesmas. Agar kegiatan ini dapat terlaksana secara berkesinambungan, maka perlu dibuat SK Lurah Wates yang berlaku seterusnya.
Sementara itu, Dr. Trias Tutik, SpA dalam materinya menjelaskan tentang anjuran Pemberian ASI, dari Usia 0-6 bulan yaitu ASI Ekslusif, memenuhi 100% kebutuhan, usia 6-12 bulan ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu diberikan makanan pendamping ASI yang ADEKWAT dan usia lebih dari 12 bulan ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya.
Disamping itu juga dijelaskan tentang manfaat ASI bagi bayi antara lain : Komposisi sesuai kebutuhan bayi; Sistem pencernaan bayi baru lahir belum sempurna, ASI mengandung enzim pencernaan seperti lipase, amilasu, protease merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap; Mengandung zat penangkal penyakit dan selalu berada dalam suhu yang tepat mencegah kerusakan gigi, mengurangi resiko alergi, mengoptimalkan perkembangan, meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sehingga nantinya dapat menjadi orang yang percaya diri.” (Taurus)