Tulungagung, Hapra Indonesia.co – Setelah Kepolisian menangkap dua anggota teroris wilayah Kedungcowek, Kenjeran, Surabaya beberapa waktu yang lalu.
Pengembangan dugaan adanya jaringan diperluas. Sasaran operasi dari Satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror di Jawa Timur, nini difokuskan di kawasan Tulungnagung dan kediri. Untuk di Tulungagung, karena tahun lalu wilayah Pagerwojo pernah menjadi tempat persembunyian dua orang terduga teroris yang akhirnya tewas ditembak saat hendak menumpang bus tujuan Tulungagung-Surabaya.
Menurut Ajun Komisaris Besar (AKBP) Whisnu Hermawan Februanto Kepala Kepolisian Resor Tulungagung tentang kehadiran Densus 88, Rabu (22/1/2014) mengatakan “Benar, saya memang dihubungi tim densus.
Diberitahu ada kegiatan baru di sini,” katanya, Menurut Whisnu Hermawan Februanto, operasi Densus bersifat tertutup. “Mereka bisa bergerak ke mana saja, termasuk menyamar sebagai orang gila, pemulung, dan lainnya. Mereka ini orang-orang terlatih, lihai dalam penyamaran, termasuk bertahan di hutan dan pedalaman,” Jelasnya.
Sedangkan, mengenai ada tidaknya jaringan teroris di wilayah Tulungagung, Wisnu mengatakan bahwa pengamanan telah diperketat, termasuk juga kos-kosan, SPBU dan musala yang berpotensi menjadi tempat sembunyi.”Puluhan anggota satuan intelijen dan Babinkamtibmas telah disebar hingga pelosok desa,” Tuturnya.
Apa yang disampaikan Kapolres Tulungagung AKBP Whisnu Hermawan Februanto tentang kehadiran dan sistem operasi Dendus 88 Anti Teror serta puluhan anggota satuan intelijen dan Babinkamtibmas bisa mempersulit operasi tersebut.
Hal itu karena ucapan Kapolres Tulungagung dimuat berberapa media cetak dan online, bila sasaran operasi (terduga anggota teroris) akan menghentikan aktifitas dan membaur dengan masyarakat atau diam-diam meninggalkan lokasi dan pindah di tempat yang dirasa aman. (TIM)