Jakarta, HAPRA Indonesia.co – Pasangan KarSa (Soekarwo – Saifullah Yusuf) jilid dua dihembuskan rumor adanya permintaan anggaran Rp 10 miliar dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang ditangkap dan ditahan oleh KPK dengan tuduhan melakukan tindak korupsi.
Terkait sengketa pemilihan gubernur Jawa Timur disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar melalui BlackBerry Messenger (BBM), diakui oleh Zainuddin Amali Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Namun permintaan uang melalui pesan BBM tersebut tidak ditanggapinya, “Saya kira itu sudah ya, teman-teman sudah tahu dan kemudian juga sudah dikonfirmasi kepada yang dituju, yakni Soekarwo” Ujar Zainuddin.
Pesan Akil melalui BlackBerry (BBM) kepada Zainuddin, inti pesannya merasa geram kepada Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Dalam percakapan BBM tersebut, Akil juga menyebut perwakilan Partai Golkar tidak jelas dalam mengatur sengketa Pilkada Jatim. Selanjutnya, Akil kepada Zainuddin mengancam membatalkan kemenangan Soekarwo. “Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja, siapkan 10 m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, nggak mau saya,” demikian kutipan BBM Akil.
Apa yang disampaikan Akil, dibalas oleh Zainuddin dengan meminta arahan kepada Akil. “Baik Bang, klau (kalau) ada arahan begitu ke Sy (saya), siap Sy (saya) infokan.” Saat dikonfirmasi mengenai arahan yang disampaikan Zainuddin kepada Akil sesuai dengan BBM tersebut, Wakil ketua Komisi VII DPR ini mengaku hanya bercanda dengan Akil. “Ya biasalah, kayak kita orang lagi becanda-canda gitu,” ujar Zainuddin. Dia membantah dugaan keterlibatan Idrus Marham dan Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam mengurus kemenangan pasangan Soekarwo-Gus Ipul. Menurut Zainuddin, tidak ada upaya khusus yang dilakukan Golkar untuk memenangkan Soekarwo.
“Karena Pak Soekarwo itu yakin bahwa dia menang. Sudah yakin menang, masak sih?” ucap Zainuddin. Sebelumnya, KPK telah memeriksa Idrus dan Setya sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang sengketa pilkada di MK yang menjerat Akil.
Seusai diperiksa, Setya mengaku diajukan sejumlah pertanyaan, di antaranya, mengenai biaya survei yang dikeluarkan Golkar untuk calon kepala daerah yang diusung partai tersebut. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci survei terkait pencalonan kepala daerah mana saja yang ditanyakan penyidik KPK kepadanya selama pemeriksaan. KPK menetapkan Akil sebagai tersangka dalam tiga kasus sekaligus.
Oleh KPK Akil dijadikan tersangka dengan dugaan penerimaan suap terkait Pilkada Lebak dan Gunung Mas, gratifikasi terkait penanganan perkara di MK, dan tindak pidana pencucian uang. Sementara itu, Soekarwo membantah ada pembicaraan terkait suap Akil itu melalui tim suksesnya Ketua DPD Golkar Zainudin Amali. Namun, Soekarwo mengakui ada pertemuan dengan Zainudin pada 2 Oktober 2013 sekitar pukul 11.00 WIB di Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jalan Pasuruan, Jakarta Pusat.
“Menyampaikan (Rp 10 miliar) saja enggak. Cuma menyampaikan gawat, Pak Zainudin itu memberi tahu saya bahwa Pilgub Jatim itu gawat, apanya yang gawat wong 71.026 saksi semua tanda tangan” ujar Soekarwo. Gubernur Jawa Timur Soekarwo sendiri mengakui bahwa dirinya baru mengetahui dugaan permintaan uang senilai Rp 10 miliar oleh Akil dari media massa empat hari lalu.
Dengan adanya rumor bahwa Akil minta dana Rp 10 miliar agar Pillgub Jawa Timur tidak dibatalkan oleh MK, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan suap pemenangan sengketa pemilihan kepala daerah setempat senilai Rp 10 miliar kepada Akil Mochtar yang saat itu menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi.(Berbagai sumber/TIM)