Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf |
Banyuwangi, HAPRA Indonesia.co – Tim Buru Sergap (Buser) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Banyuwangi Senin lalu (27/1) berhasil menangkap dua orang pelaku pembobol ATM (anjungan tunai mandiri) Pelaku yang tertangkap itu antara lain, Arma Putra, 27, dan Amir Ahyar, 35. tinggal di Dusun/Desa Blambangan, Kabupaten Muara Dua, Sumatera Selatan.
Kedua tersangka merupakan kakak dan adik yang diduga kerap melakukan aksi kejahatan membobol ATM di Kota Gandrung Banyuwangi. Kakak-adik itu dibekuk saat akan membobol mesin ATM BNI di depan kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi. Dari tangan tersangka, polisi berhasil menyita satu unit komputer plus mesin print.
Selain itu juga disita tiga cukit, dua telepon seluler (ponsel), dua gunting, dua tatah, engkol Inggris, gergaji kecil, tiga lakban, dan motor Honda Blade bernopol DK 8801 QP.
Ketika dikonfirmasi soal aksi kejahatan kakak beradik tersebut, Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf, Selasa (28/1) lalu diruang kerjanya mengatakan “Mereka sering beraksi di Palembang, Bali, Situbondo, dan Banyuwangi,” jelasnya Dua tersangka yang kos di Banyuwangi itu ditangkap sekitar pukul 04.35. “Saat masuk ATM dan akan mengambil ATM yang tertinggal, langsung kita gerebek,” kata Yusuf.
Arma dan Amir, jelas Kapolres, sudah lama beraksi di wilayah hukum Polres Banyuwangi. Tahun lalu mereka beraksi di ATM BNI Roxi Supermarket Banyuwangi dan ATM di Desa Galekan, Kecamatan Wongsorejo. Selama sepekan terakhir, mereka membobol empat ATM yang berbeda yaitu, ATM BNI di depan Kantor Samsat Banyuwangi, di Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, serta di Kecamatan Glenmore maupun yang berada di depan kampus Untag Banyuwangi.
Modus Kejahatan itu dilakukan dengan cara memasang mika di lubang ATM. Selanjutnya, mereka menempelkan stiker di mesin uang itu berupa nomor call center bila ada gangguan. “Dengan diberi mika di lubang ATM, ATM akan nyantol,” jelasnya.
Bila ada warga yang kartunya masuk lalu tidak bisa keluar, biasanya nomor call center di mesin ATM tersebut dihubungi. Padahal, nomor pengaduan nasabah itu milik komplotan tersebut. “Bila korban menghubungi nomor dalam call center, tersangka datang dengan pura-pura membantu dan tanya nomor PIN,” jelasnya.(Onk/WS)