Usai sudah pemilihan anggota legislatif yang kemudian diikuti manuver pembentukan koalisi untuk mengusung presiden dan wakil presiden. Maklum, tak ada satu partai politik pun yang bisa mengusung jagonya sendiri untuk berlaga pada pemilihan presiden Juli mendatang.
Melalui serangkaian manuver yang licin nan alot terbentuklah dua kubu yang saling berhadap-hadapan head to head, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Terpilihnya dua pasangan calon presiden dan wakil presiden ini tentu belum bisa memuaskan keinginan semua pihak. Jauh hari menjelang pemilu memang ada banyak nama yang dielus menjadi calon presiden dan wakil presiden, mulai mantan jenderal, raja media, pakar hukum tata negara akademisi, hingga raja dangdut..
Realita politik membuat keinginan mereka terhenti dan mau tidak mau hanya mendukung salah satu dari dua pasangan calon pemimpin bangsa lima tahun mendatang. Latar belakang politik yang kurang mampu mengakomodasi keinginan banyak pihak ditambah hanya ada dua calon kontestan pilpres membuat aroma persaingan semakin kuat dan panas..
Kampanye hitam dan saling menyerang pun sudah mulai menjadi pemandangan sehari-hari diberbagai media sosial. Semakin mendekati hari pemilihan, diprediksi akan terjadi peningkatan urat syaraf persaingan. Kerawanan-kerawanan sosial pun ada didepan mata..
Meski demikian, pemilu presiden kali ini diharapkan menjadi tonggak kedewasaan berpolitik masyarakat. Pilihan boleh beda tetapi kerukunan harus dijaga. Tidak ada gunanya berseteru apalagi bertengkar sampai menimbulkan korban. Toh kita sebagai rakyat kecil akan tetap jadi rakyat kecil, siapapun yang jadi presiden nantinya. Saling menghormati pilihan orang lain dan tetap menjaga kebersamaan adalah yang paling utama..
Kedewasaan para calon presiden pun menjadi hal utama, apapun yang terjadi, gunakanlah jalur-jalur hukum yang ada untuk melakukan protes bila terjadi ketidak puasan. Tidak perlu berkata dan berbuat provokatif yang bisa memancing kemarahan massa. Indonesia jauh lebih mahal dibanding sosok presiden atau presiden, siapapun dia. Dalam kata lain; Presiden Penting tetapi Indonesia Jauh Lebih Penting! Jangan sampai kerusuhan pilpres yang ada di luar negeri terjadi disini. Naudzubillah..
Masa-masa kampanye jnagn dihabiskan untuk menebar permusuhan atau memaksakan pilihan kita pada orang lain. Selamilah kelebihan dan kekurangan masing-masing calon dengan baik. Buka berbagai referensi yang cukup banyak tersedia di dunia maya mengenai track record mereka masing-masing. Tentukan pilihan kita dengan benar dan jika sudah tiba saatnya, coblos pilihan kita dengan tepat dan awasi penyeleggaraannya..
Kedewasaan kita dalam berpolitik, akan menentukan masa depan bangsa kita, siapapun presidennya nanti. Tentu, semua calon memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kita harus mampu untuk jujur menilai, bukan hanya melihat dari luar. Bersikaplah kritis dan proporsionallah! Tentukan, apakah sebuah penilaian dan masa lalu seseorang akan berpengaruh bagi kepemimpinannya sebagai presiden..
Memilih presiden harus dengan pertimbangan matang, bukan seperti memilih raja yang bisa dilakukan sembari menutup mata. Selamat memilih Indonesia.
Oleh : Hary Pratondo
Dirut : PT. HAPRA INDONESIA NEWS