Jakarta, HAPRA Indonesia – Bulan Agustus 2013 ini, selain terdapat dua heri besar yaitu peringatan HUT RI juga Idul Fitri.
Untuk Jawa Timur terdapat pemilihan Gubernur dan wakilnya.
Sedang tingkat Nasional akan terjadi penggantian Kapolri karena Timur Pradopo berakhir masa jabatannya dan pensiun.
Hal itu karena Kapolri Jenderal Timur Pradopo segera memasuki masa pensiun dan tinggal beberapa bulan lagi kedudukannya dicopot karena berakhirnya masa jabatan.
Semakin dekatnya Timur Pradopo pensiun, telah muncul beberapa nama calon pengganti dan beberapa nama kandidat mencuat meramaikan publik tentang teka teki siapa yang bakal ditunjuk oleh Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden RI yang memiliki kewenangan.
Tentang siapa calon pengganti Timur Pradopo, para petinggi Polri (Pati) yang semuanya pernah menjabat sebagai Kapolda daerah tersebut, terdiri dari tiga kandidat Jenderal bintang tiga, dan enam kandidat dari Jenderal bintang dua.
Adapun ketiga Jenderal bintang tiga di antaranya Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Komjen Pol. Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Pol. Budi Gunawan.
Sedangkan masih ada enam jenderal bintang dua yang namanya masuk ke bursa calon Kapolri, ke enam jendral tersebut adalah Kapolda Metro Jaya DKI Jakarta Irjen Pol.
Putut Eko Bayuseno, mantan Kapolda Jawa Timur yang kini menjabat sebagai Deputi Operasi Kapolri (Deops Kapolri) Badrodin Haiti
Selebihnya adalah Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Tubagus Anis Angkawijaya, Kapolda Sumatra Selatan Irjen Pol. Saud Usman Nasution, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol. Anas Yusuf, dan Kapolda Bali Irjen Pol. Arief Wachyunadi.
Sementara itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menunda pertemuan tatap muka dengan para kandidat Kapolri selama 1-2 pekan, yang sebelumnya direncanakan pada pekan ini untuk berdiskusi antara kandidat dengan Kompolnas dalam pengembangan Polri ke depan.
Pertemuan tatap muka dengan para Pati senior Polri untuk sementara, karena ada beberapa sebab (salah satunya) anggota kompolnas yang belum lengkap,” ungkap Komisioner Kompolnas M. Nasser. (WS)