Oleh : Wiwit Nur Hayati Emha Wahasiswi Fakultas Management Informatika UNMER Malang(Universitas Merdeka)Laki-laki dan perempuan adalah sepasang unit manusia yang saling berpasangan satu sama lain, dan saling membutuhkan ketika berproses di kehidupan ini. Maka dari itu, seks merupakan sebuah motivator dan kebutuhan sekaligus kekuatan yang menarik mereka untuk menuju persatuan. Persatuan itulah yang akan melahirkan sebuah benih atau keturunan.
Dalam Islam, tidak ada istilah dosa, hina, kotor atau bahkan najis terhadap gairah seksual jika gairah seksual itu di posisikan secara benar dan tidak keluar dari konsep yang Islami. Karena Allah SWT telah menetapkan lembaga keluarga adalah satu-satunya tempat beranak pinak yang sah.
Ekita dalam gairah seksual merupakan sebuah ekspresi cinta yang tertinggi, termasuk juga pertemuan fisik dan emosi secara total.
Secara ringkas dapat kita tafsirkan, hal tersebut menjadi sangat indah terdengar ditelinga, sementara dalam Al-Qur’an dinyatakan hubungan antara suami istri sebagai berikut: “Istri-Istrimu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” (QS 2:187).
Seks merupakan pelajaran penting dalam kehidupan perkawinan, sementara ketika menemukan keganjilan atau kesulitan dalam permasalahan itu, maka para dokter mulai bertindak. Oleh karenanya, pendidikan seks diberikan dalam kurikulum sekolah kedokteran. Namun tidak hanya itu, sesungguhnya pemberian materi tentang seks harus diajarkan kepada anak-anak dengan cara yang sesuai dengan pertumbuahan usia mereka baik oleh keluarga atauapun sekolah.
Hal itu merupakan konteks dalam idiologi Islam dan agama Islam yang menyuruh, agar para remaja mendapat pengetahuan psikologis yang benar dan tidak salah memahami tentang seks seraca bebas, agar dapat menjadi sadar atas dasar kesucian hubungann seksual dalam Islam dan dosa besar ketika arti kesucian itu ternodai.
Dalam Islam, juga pemerintah telah melarang keras adanya perzinaan antara laki-laki dan perempuan yang disalah fungsikan.
Dan hukuman bagi siapa yang melanggar juga sama beratnya antara laki-laki dan perempuan yang melakukan perzinaan tersebut di luar etika yang telah diatur sedemikkian rupa.
Akar terjadinya gelombang kebebasan seks yang terjadi sekarang, semakin marak terutama di kalangan remaja yang masih belia dan rawan terpenagaruh pergaulan bebas, serta oprasinya seks bebas.
Hal tersebut secara terang-terangan ingin menghilangkan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, seperti halnya menganggap bahwa kesucian itu tidahlah penting bagi perempuan, sehingga sudah dianggap wajar dan terutama lagi malah hal wajib menyerahkan keperawanan dalam status yang belum resmi di sahkan.
Nafsu seksual biasanya muncul sebelum seseorang mendapatkan kemampuan financial untuk memasuki perkawinan. Oleh karena itu, cinta kepada Allah juga memperbanyak dzikir merupakan sebuah usaha untuk menjaga kehormatan.
“Dan orang-orang yang tidak mampu (menyediakan uang) untuk kawin hendaknya menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memberikan kemampuan untuk mereka dengan karunia-Nya” (QS 24:33) Mengenai masalah keperawanan, keperawanan merupakan tanda bukti yang dapat menunjukkan apa yang terjadi didalam hati dan apa yang terjadi di luar. Dan juga merupakan petunjuk anatomis yang memperlihatkan keutuhan selaput dara (hymen) bagi perempuan.
Penghargaan yang diberikan terhadap keperawanan oleh masyrakat Muslim mempunyai pengaruh dalam praktik ginekologi. Karena hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus antara suami-istri, dan sepantasnya kerahasiannya harus dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan masing-masing pihak kepada orang lain.
Kecocokan hubungan suami-istri sangatlah berarti antara keduanya, ketimbang mencari kepuasan hawa nafsu. Sungguh Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan bahwa seks termasuk salah satu bentuk amal (shaleh) dalam Islam.
Membahas masalah seksual perempuan yang semakin marak diperbincangakan di berbagai kalangan. Dalam hal ini kurang terjaga dan kurang timbul rasa sadar diri dalam hati masing-masing. Betapa berharganya sebauh kesucian, kehormatan, serta harga diri sebagai perempuan. Ketika seorang perempuan sudah kehilang akal untuk menghindari pergaulan bebas juga seks bebas, mereka berjalan pasrah atas apa yang terjadi, terkadang malah mereka menikmati pesta yang sudah jelas di laknat Allah tersebut.
Terjadinya pemerkosaan itu juga bermula dari sebuah pergaulan seks bebas. Pemerkosaan adalah dosa besar bagi pelakunya, dan jika memang terbukti bersalah, pelaku akan dijatuhi hukuman mati.
Namun demikian, tidak bagi si perempuan, karena dia dianggap tidak berdosa, sebab dia tidak berdaya dan tidak dapat dipermasalahkan.
Aturan Al-Qur’an menyebutkan: “Jika seseorang dalam keadaan pasrah, sedang ia tidak menginginkannya maka tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang” (QS 2:1173) Oleh sebab itu, pemberian pelajaran tentang seks sejak usia dini sangat mempunyai peran penting untuk perkembangan pergaulannya ketika diluar.
Terutama bimbingan kepada anak perempuan, karena penjagaan seorang anak perempuan itu jauh lebih berat dibandingkan anak laki-laki. Untuk menjaga kehormatan, kesucian dan harga diri yang tetap dalam kaidah Islami. Perlu di perhatikan pula bahwa pola dan kebiasaan masyarakat cenderung untuk tersinggung terhadap nafsu seksual yang tidak sesuai dengan Islam, yaitu faham yang serba boleh (permissive ideologies), seni pornografi atau pendidikan yang mengabaikan nilai-nilai moral.
Seharusnya kebebasan seseorang itu tidak diartikan sebagai kebebasan untuk menentang perintah dan larangan Allah serta melewati batas yang Dia telah tentukan.(roy/emha)