Kediri, hapraindonesia.co – Kawasan Bundaran Sekartaji Kota Kediri nampak ramai oleh kerumunan warga mulai selepas siang, Senin (27/3). Ada satu hal yang menarik perhatian warga Kota Kediri dan sekitarnya pada sore hari ini yaitu Pawai Ogoh-Ogoh yang dilaksanakan oleh warga yang beragama Hindu di Kota Kediri.
Ogoh-Ogoh digambarkan dengan bentuk raksasa yang buruk. Hal itu dikarenakan Ogoh-Ogoh menggambarkan sifat sifat jelek manusia yang harus dihilangkan untuk meraih kesucian.
Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa upacara Tarung Agung Kesanga yang dilaksanakan warga Hindu Kota Kediri selain sebagai acara agama, pawai ini juga bisa dinikmati warga dan sudah menjadi daya tarik wisata di Kota Kediri.
“Bisa dilihat kondisi sekitar bundaran Sekartaji yang sehari-harinya tidak pernah macet, sekarang menjadi macet. Bukan karena tidak teratur lalu lintas atau bagaimana, namun warga yang berkesempatan lewat itu berkendara dengan pelan agar bisa melihat acara ini. Saya lihat sebagian menyempatkan untuk memfoto juga, inilah wujud bahwa pawai ini adalah satu diantara daya tarik wisata Kota Kediri,” ujar Budwi Sunu.
Budwi Sunu juga menyampaikan bahwa keberagaman umat beragama di Kota Kediri terpantau selalu kondusif. Seperti halnya dalam peringatan hari jadi Kota Kediri, seluruh umat beragama bersatu padu secara bersama-sama mendoakan dan menjaga Kota Kediri selalu rukun dan adem ayem.
Seperti yang terlukis pada slogan Kota Kediri Harmoni Kediri The Service City yang menjaga keharmonisan umat beragama di Kota Kediri. “Masyarakat Kota Kediri yang selalu harmonis, kondisi seperti ini tidak semua daerah bisa mengalaminya,” ucap Budwi Sunu.
Dalam kesempatan yang sama, Budwi Sunu menyampaikan harapannya semoga perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939 dapat berjalan dengan lancar dan seluruh warga Kota Kediri bisa terus mensupport program-program dari Pemkot Kediri, khususnya warga Hindu yang saat ini mengadakan upacara Tarung Agung Kesanga.
Dalam acara tersebut, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kediri Komang Yudana menyampaikan bahwa Ogoh-ogoh yang dibuat bukan untuk disembah, tetapi ditunjukkan kepada makhluk-makhluk jahat yang masih berkeliaran agar menyaksikan pembakaran ogoh-ogoh yang menyerupai setan dan membuat makhluk jahat menjadi takut.
“Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah mensupport acara yang telah kami adakan. Semoga umat kita yang tidak banyak ini bisa selalu bersinergi dengan Pemkot bersama saudara kami umat agama lain untuk membangun Kota Kediri bersama sama,”ujar Komang.
(B@m)