Kediri, hapraindonesia.co – Perayaan pawai ogoh-ogoh di Kediri menyatukan ribuan umat berbagai agama untuk berkumpul. Tanpa memandang suku dan agama, mereka turut mengarak ogoh-ogoh sejauh dua kilometer menuju Pura.
Setelah salat Jumat, ribuan orang memadati kompleks Bundaran Sekartaji di Jalan KDP Slamet Kediri. Mereka mengelilingi ogoh-ogoh berukuran lebih dari tiga meter yang menjadi bagian ritual Tawur Agung Kesanga umat Hindu.
Ratusan masyarakat yang menonton kegiatan peribadatan hening saat umat Hindu melantunkan doa. Suasana kembali riuh ketika sejumlah seniman kesenian jaran kepang dan barongsai unjuk kebolehan meramaikan acara menyambut Hari Raya Nyepi itu.
Dan layaknya seperti dihipnotis kerumunan massa ini mengikuti dibelakang arak-arakan ogoh-ogoh menuju Pura di Goa Selomangleng yang berjarak tiga kilometer dari bundaran sekartaji. Seluruh warga yang dilintasi arak-arakan behenti turut menyaksikan arakan Ogoh-ogoh.
Sesampai di Pura kerumunan massa terus merangsek memadati halaman Pura yang cukup luas, karena ingin menyaksikan prosesi pembakaran ogoh-ogoh. Seorang pecalang menyiramkan bensin ke tubuh ogoh-ogoh dan membakarnya. Neni Agustina, salah satu penonton dari Sekolah Dasar Islam Rahmat Kediri mengaku baru tahu tempat peribadatan umat Hindu pertama kali ini.
Sebelumnya dia hanya membayangkan saja dari buku pelajaran sekolah. “Sekarang saya jadi tahu Hari Raya Hindu seperti apa,” katanya.
Setelah Prosesi pembakaran ogoh-ogoh selesai, akhirnya kerumunan masyarakat yang menyaksikan acara itu berangsur surut, pulang kerumah masing-masing. (B@m)
Keterangan Gambar : Sejumlah Masyarakat mengikuti arakan Ogoh-ogoh, yang berjalan dari Bundaran sekartaji kota kediri, menuju pura yang berada di kawasan Goa Selomangleng, Kota Kediri, Jawa Timur, (20/03)