Proyek Pengembangan dan Peternakan pembibitan sapi yang di laksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen gagal total. Bahkan disinyalir mengalami kerugian miliaran rupiah, Informasi yang dihimpun HAPRA di lokasi pusat proyek, yaitu di Desa Dawung Kecamatan Sambirejo, pembibitan yang dibuat percontohan itu mengalami kerugian yang sangat fatal.
Kondisi Sapi di kandang Desa Dawung, Sambirejo, Sragen |
Sragen, Hapra Indonesia – Proyek pengembangan peternakan bibit sapi yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen mengalami kerugian yang cukup fantastis, disinyalir merugi miliaran rupiah.
Informasi yang dihimpun HAPRA menyebutkan proyek pengembangan peternakan bibit sapi yang berlokasi di Desa Dawung Kecamatan Sambirejo semula berjumlah 200 ekor induk sapi, oleh karena kurang perawatan dan pemeliharaan tinggal tersisa 98 ekor sapi saja, itupun termasuk anak sapi sebanyak 23 ekor sapi.
Hasil investigasi HAPRA di lokasi proyek percontohan tersebut, memperlihatkan bahwa proyek yang dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut terjadi banyak kejanggalan, terutama bila dilihat kondisi bibit sapi tersebut sangat mengenaskan. Padahal bila ditinjau dari fasilitas peternakan lebih dari cukup dibanding peternak masyarakat pada umumnya.
Sebagai contoh kandang lebih memadai, pakan juga tersedia, lahan tanaman rumput, air juga tersedia dan di tambah lagi dengan tenaga perawatan sapi sebanyak 14 orang. Sumber HAPRA menyebutkan kegagalan Proyek pembibitan sapi di Desa Dawung tersebut karena anggaran pemeliharaannya disinyalir diselewengkan alias tidak diterapkan sesuai mekanisme yang benar.
Akibatnya kondisi ternak sangat mengenaskan, kalau dilaksanakan sesuai anggaran lanjut sumber yang enggan disebut namanya, ”Pasti pengembangan bibit sapi akan berhasil dengan baik. Namun karena diduga dilaksanakan dengan pemangkasan anggaran dan juga perawatan yang kurang seimbang, sehingga mengalami kegagalan,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen, Ir Eka Rini Mumpuni Titi Lestari saat dikonfirmasi HAPRA, melalui Sekretaris Dinas Ir Agus Purwanto mengatakan bahwa sapi yang dikembangkan menjadi bibit itu sebagai proyek percontohan, setelah berhasil akan di kembangkan ke masyarakat sekitarnya.
Menurut Agus Purwanto Proyek Pengembangan Bibit Sapi itu dilaksanakan dari tahun anggaran 2006, dengan Modal awal sebanyak 100 Ekor dan ditambahi pada tahun anggaran berikutnya, namun menurutnya ada beberapa ekor sapi yang mati, sehingga tersisa 98 ekor sudah termasuk anak sapi sebanyak 23 ekor.
Masih menurut Agus Purwanto, dari sisa 98 ekor sapi itu dilakukan pemanenan sesuai program yakni apabila sapi telah mencapai usia 5 tahun.
Oleh karena Kondisi sapi yang tidak memungkinkan untuk di kembangkan Masyarakat, maka dilakukan Pelelangan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Ditanya perihal harga satuan sapi yang dilelang, Agus Purwanto tidak mengetahui harga jualnya, “yang tahu pasti mengenai harga lelang adalah Ketua Panitia yakni Asisten 1, begitu juga ketika ditanya HAPRA berapa modal awal dari pengadaan bibit sapi Agus Purwanto sama sekali tidak mengetahui,Agus berkilah karena menurutnya pada saat awal program pengembangan sapi dirinya belum menjabat Sekretaris Dinas.
Kepada HAPRA, Agus menjawab tentang kerugian yang diderita akibat gagalnya Pengembangan sapi tersebut, Agus juga mengaku bingung, dan mengalihkan keterangan bahwa dulunya dirancang sebagai penghasil bibit sapi, “Setelah berhasil baru diperuntukan masyarakat,” jelas Agus.
Ketika ditanya untung ruginya, lagi-lagi Agus kesulitan menjawab, namun akhirnya ia mengatakan rugi,” Secara perhitungan dagang sangat Rugi,” jawabnya dengan nada berat.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut menambahkan faktor yang menyebabkan kegagalan pengembangan ternak sapi yang dilaksanakan instansinya itu menurutnya karena adanya faktor cuaca yaitu musim penghujan,” Sehingga rumput banyak yang mati, dan otomatis sapi kekurangan makanan. Saya dulu tahun 1990 sampai tahun 2000 pernah menjadi pimpinan/petugas kandang di Dawung dan saat itu berhasil “ imbuhnya.
Ketua Pelelangan yang Juga Asisten I pemkab Sragen sampai berita ini diturunkan belum bias dikonfirmasi terkait permasalahan ini karena sedang tidak ada di tempat. (jik)