Kediri, hapraindonesia.co – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) akan mendaftarkan ‘Cerita Panji’ menjadi warisan Unesco, sebagai Memory of the Wordl atau MOW. Rencana perpusnas ini langsung diapresiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan, Pemkot belum mendapat tembusan resmi rencana perpusnas. Namun demikian, Cerita Panji, menututnya bukan hanya persoalan dari daerah mana, karena berkembang dari banyak versi.
“Dari beragam versi itu, masing-masing mempunyai potongan, fragmen, misalnya, cerita Ande-ande Lumut, Yuyu Kangkang, maupun mbok rondo Dadapan, hingga pengembaraan Pangeran Inu Kencana,” katanya, Jumat (6/5/2016).
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Kediri ini juga tidak mengklaim cerita Panji dari Kediri, namun di Kediri juga masuk dalam historis cerita Panji. Cerita tersebut ditelusuri dari berbagai peninggalannya, misalnya, Goa Selomangleng, Taman Sekartaji, hingga nama daerah di Kota Kediri.
“Cerita Panji itu kaya versi dan kaya fragmen, ada potongan tertentu, dan dari cerita besarnya ditampilkan potongan-potongan, tapi biasanya sama, hanya menggunakan dialeg yang beda, bahasa yang beda,” imbuhya.
Pria yang pernah menduduki kursi Kabag Humas Pemkot Kediri ini juga tidak meminta agar pusat mengirimkan surat resmi ke pemerintah kota terkait dengan informasi penggalangan dukungan agar cerita Panji menjadi warisan Unesco itu.
“Secara dokumen masih belum terdokumentasi dengan maksimal. Saat ini, pemerintah kota masih berupaya untuk semaksimal mungkin mengumpulkan berbagai dokumen baik literatur maupun yang sifatnya cerita rakyat,” terusnya.
Secara data di Kota Kediri, katanya, sangat minim. Namun, pihaknya mulai merangkai dan juga ada penelitian dasar dan terus kami kembangkan. Jika dalam bentuk dokumen berupa benda ini agak beda.
Untuk diketahui, perpusnas menggalang dukungan agar cerita Panji masuk dalam Unesco. Saat ini, Perpusnas sudah menyiapkan formulir untuk mengirimkan resmi usulan ini dan Unesco akan mengumumkan hasilnya pada pertengahan 2017. Penasihat Perpusnas sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro aktif melakukan rencana tersebut. Cerita Panji dimulai di abad ke-13 atau pada masa awal Kerajaan Majapahit.
Panji merupakan kisah tradisional Jawa Timur yang berasal dari abad ke-13 yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah dan negara lain. Cerita itu melibatkan kisah percintaan antara Pangeran dari Daha dan satu dari Kediri. Yang laki-laki adalah Inu Kertapati dan yang perempuan Dewi Anggraeni dari Kediri.
Berkembangnya Kerajaan Majapahit pada Abad ke-14 dan ke-15, Panji juga ikut tumbuh sehingga menyeberang ke Bali, Lombok, Kalimantan, dan ikut dibawa ke Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.
(adv/hms)