Mojokerto, hapraindonesia.co – Mojokerto menjadi satu dari 16 daerah dengan capaian vaksinasi Covid-19 lansia tertinggi. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk warga lansia di kota ini menjangkau 51%.
Masuknya Kota Mojokerto di deretan 16 besar daerah dalam kecepatan vaksinasi lansia ini menjadi pemacu tim pelaksana vaksinasi untuk optimalisasi vaksinasi.
PIC (person in charge) Komunikasi Publik Vaksinasi Covid-19 Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo mengatakan, peringkat capaian vaksinasi lansia itu diperoleh dari laman Kemenkes yang dilansir per 25 April 2021. Kemenkes mencatat 16 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan capaian vaksinasi lansia lebih dari 50 persen.
Kota Administrasi Jakarta Pusat berada di urutan pertama dengan capaian 107 %, disusul Kabupaten Bandung 88 % dan Kota Surabaya 74 %. Kota Mojokerto berada di urutan ke-16 dengan capaian vaksinasi lansia sebesar 51 %.
Angka 51% terkonversi dari sekitar 8 ribu sasaran vaksinasi lansia tahap pertama berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Kemenkes juga mencatat, ada 498 Kabupaten/Kota dengan capaian vaksinasi lansia dibawah 50 %. Dan tercatat 8 Kabupaten/Kota yang belum memulai pelayanan vaksinasi lansia.
“Kita patut bersyukur, Kota Mojokerto masuk dalam daftar Kabupaten / Kota se Indonesia dengan capaian vaksinasi lebih dari 50 persen. Karena, daerah lain yang berada 16 besar sebagian besar merupakan kota besar dengan dukungan sentra vaksinasi dari Kementerian BUMN,” kata Walikota Mojokerto, Ning Ita, Rabu (28/4/2021).
Dipaparkan Ning Ita, secara nasional program vaksinasi untuk lansia di Indonesia terbilang lambat. Dari target sasaran 21,6 juta lansia, baru sekitar 11 persen yang sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin Covid-19.
“Capaian vaksinasi untuk lansia juga masih jauh jika dibandingkan dengan kelompok prioritas lain, yakni SDM kesehatan dan petugas publik. Namun kita harus mengejar ketertinggalan ini dengan menyiapkan langkah-langkah strategis agar vaksinasi lansia bisa lebih maksimal,” cetusnya.
Ning Ita menyebut beberapa faktor yang menyebabkan alur vaksinasi melambat. Dari penerimaan edukasi yang kurang hingga kesulitan mengakses pendaftaran vaksin, karena banyak lansia yang tidak familier dengan daring.
“Sebenarnya kemauan lansia untuk mendapatkan vaksinasi ini sangat besar, namun karena berbagai keterbatasan, maka perolehan vaksinasi jadi melambat,” ujarnya.
Menurut Ning Ita, Pemerintah Kota Mojokerto melakukan upaya-upaya masif untuk percepatan vaksinasi lansia, dengan melibatkan stakeholder terkait agar semakin banyak lansia yang divaksinasi, kendati ketersediaan vaksin itu sendiri masih sangat terbatas.
Setiap vaksin yang datang, langsung kita distribusikan kepada calon penerima. Dan semoga, kuota vaksin segera terpenuhi sepenuhnya dengan segera. Sehingga, semakin banyak warga Kota Mojokerto yang terlindungi serta terhindar dari resiko Covid-19 yang membahayakan jiwa, ungkap Ning Ita
“Kita akan mendekatkan akses layanan vaksinasi ke kelurahan sebagai upaya percepatan. Kita akan menerapkan pola konvensional dengan meningkatkan kerjasama antara tim sosialisasi dan kelurahan untuk mobilisasi vaksinasi lansia. Tetapi, awareness dan support keluarga terhadap lansia menjadi kata kunci, agar lansia di keluarga yang bersangkutan bisa mengakses fasilitas kesehatan yang disediakan. Karena kadang pula, lansia tanpa didampingi tidak bisa bergerak,” tandasnya.
(Effendi)