Foto Istimewa |
Mojokerto,Hapraindonesia.co- Pemerintah Kabupaten Mojokerto menerima penghargaan atas inovasi Nenek Cantik Pejuang ASI (NENCI) UPT Puskesmas Gayaman Kecamatan Mojoanyar dalam Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) se-Jawa Timur 2019, Selasa (3/12) pagi di Hall Grand Isyana Hotel Bumi Surabaya.
Penghargaan Kovablik diserahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Deputi Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kemenpan RB Didit Noordiatmoko, Plt Asisten Administrasi Umum Pemprov Jatim, dan Kabiro Organisasi Pemprov Jatim, kepada Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa
Pada acara ini memaparkan beberapa program prioritas nasional. Antara lain pembangunan SDM, infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transportasi ekonomi.
Untuk SDM, Khofifah mengingkatkan pentingnya pendidikan kesetaraan, jika ingin meningkatakan IPM.
Sedangkan untuk infrastruktur, Ia menekankan bahwa bidang ini harus punya koneksitas dengan pelaku UMKM dan pariwisata.
Sedangkan dalam hal inovasi, Khofifah mengajak percepatan pelayanan yang tidak cukup dengan teknologi, tapi juga dengan inovasi itu sendiri.
“Inovasi pasti akan menciptakan lompatan. Penggunaan teknologi pasti membuat percepatan. Kita tidak bisa berpikir linier, harus lateral. Pak Presiden Jokowi juga berpesan, kita harus bisa tidak lebih baik dari kemarin, tapi harus lebih baik dari negara lain,” kata Khofifah.
Terkait penyerahan SAKIP OPD Provinsi Jawa Timur tahun 2019, Plt Asisten Administrasi Umum Provinsi Jawa Timur memaparkan beberapa hasil penilaian dari beberapa OPD Provinsi Jawa Timur.
Antara lain predikat terbaik AA (Sangat Memuaskan), yang diraih Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Untuk nilai A (Memuaskan) diberikan pada 45 OPD, dan predikat BB (Sangat Baik) diberikan pada 7 OPD.
Wahyu juga menyampaikan jika sampai saat ini ada 10 Unit Pelayanan Provinsi Jawa Timur yang masuk zona Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
Sebagai informasi, inovasi NENCI UPT Puskesmas Gayaman awalnya hadir dari para Ibu yang bekerja di wilayah Puskesmas Gayaman, yang menitipkan anak balita mereka pada neneknya karena kesibukan kerja.
Dari temuan lapangan, petugas puskemas menemukan banyak bayi yang seharusnya mendapat ASI Ekslusif saja, sudah diberi makanan tambahan oleh pengasuh.
Belum lagi mitos bahwa ASI yang diperah, dianggap cepat basi sehingga bayi dinilai lebih baik minum susu formula.
Inovasi ini memberikan perhatian khusus terhadap para nenek pengasuh bayi dengan melakukan perubahan.
Perubahan yang dimaksud yakni memberikan edukasi tentang pentingnya ASI Eksklusif, bagaimana mengambil ASI, dan menyimpannya.
Inovasi NENCI juga dilatarbelakangi cakupan bayi dengan ASI Eksklusif rendah pada 2017 yang hanya 27%. Dengan lahirnya NENCI, angka tersebut kemudian naik menjadi 47% di 2018, dan meningkat lagi 64% sampai dengan Februari 2019.
Sasaran NENCI adalah ibu usia 40-60 tahun (para nenek/para ibu).
Anggota NENCI saat ini tercatat 415 orang yang tersebar di 12 desa Kecamatan Mojoanyar.
Inovasi NENCI rencananya akan dikembangkan tidak saja di Puskesmas Gayaman, tetapi bisa direplikasi oleh puskesmas lain di Kabupaten Mojokerto.
Hadir mendampingi Plt Bupati Pungkasiadi pada acara ini antara lain, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Mustain, Kepala Dinas Kesehatan Djatmiko, Kabag Pemerintahan sekaligus Plt Kabag Organisasi Rahmat, serta Kepala UPT Puskesmas Gayaman Kusumawardhani.
Penyerahan Kovablik juga bersamaan dengan acara penyerahan Evaluasi SAKIP Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019.(T@urus)