Foto Istimewa |
Mojokerto,Hapraindonesia.co- Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke – 55, yang diselenggarakan di Hall Graha Mojokerto Service Center (GMSC) berlangsung meriah dengan penganugerahan dari Kementerian RI yang diberikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Penganugerahan ini, merupakan motivasi bagi Pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan bagi masyarakat.
Penganugerahan tersebut antara lain penganugerahan puskesmas dengan predikat Akreditasi Paripurna yang diberikan kepada Puskesmas Wates. Sedangkan untuk predikat Akreditasi Utama diberikan kepada Puskesmas Gedongan, Puskesmas Blooto, Puskesmas Kedundung dan Puskesmas Mentikan.
Selain penganugerahan untuk Puskesmas, Ning Ita sapaan akrab wali kota, juga memberikan penganugerah untuk kawasan ODF Kota Mojokerto 2019 yang diberikan kepada Kelurahan Meri, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Kedundung dan Kelurahan Mentikan.
Sedangkan untuk deklarasi dan pembacaan komitmen bersama menuju Kota ODF dilakukan oleh Kecamatan Magersari, Kecamatan Prajurit Kulon, Kecamatan Kranggan, Kelurahan Magersari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Miji, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Blooto, Kelurahan Pulorejo dan Kelurahan Prajurit Kulon.
Selain dua penganugerahan tersebut, Ning Ita juga memberikan penghargaan kepada dr Yusuf Nawir, Sp.Og dan dr Triastutik Sulistyo, Sp.A dalam perannya mengurangi angka anak stunting di Kota Mojokerto. “Melalui penghargaan ini, merupakan motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan bagi warga Kota Mojokerto,” imbuhnya.
Penganugerahan yang diberikan kepada dua dokter tersebut membuktikan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto mampu mengurangi angka stunting. Salah satunya melalui program screening kesehatan yang kerap dilakukan di sekolah-sekolah. Baik pelajar SD, SMP hingga SMA, tak luput menjadi sasaran program screening.
Seperti data dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto hingga bulan September, anak-anak yang mengalami obesitas rata-rata pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Yakni, dari persentase 7,5 persen menjadi 2,8 persen untuk anak kekurangan gizi. Sedangkan untuk obesitas, dari persentase 24,3 persen menjadi 17,8 persen. (T@urus)