Foto: (Dok/HI) |
Kediri, hapraindonesia.co – Masih dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri bekerjasama dengan Pemerintah Kota Kediri melalui Disbudparpora menggelar istighotsah, santunan dan liwetan di depan Kantor PCNU, Jalan Sriwijaya Kota Kediri, Rabu (07/11/2018) malam.
Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil menuturkan, kegiatan istighotsah dan liwetan ala santri ini terkandung maksud, kedepan satri lebih berkualitas dan mengambil peran untuk kontribusi kepada bangsa kita ini.
“Liwetan ini kan bahasa yang kita kenal di pondok pesantren. terkandung maksud untuk al i’timad ala nafs atau mandiri. Jadi santri dididik di gembleng di pondok untuk belajar mandiri. Dengan meliwet itu butuh waktu dan kesabaran untuk menunggu matangnya masakan. Jadi kita mengajarkan mandiri dan kesabaran,” papar Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil atau yang akrab disapa Gus Ab.
Hal senada diungkapkan Kepala Disbudparpora Kota Kediri Nur Muhyar, liwetan ini adalah budaya santri di pondok pesantren yang kembali diangkat oleh PCNU Kota Kediri.
” Liwetan ini kan budaya santri yang kembali diangkat lagi oleh PCNU kota Kediri. Kegiatan ini adalah rangkaian perayaan hari santri nasional 2018. Dalam Rangkaian hari santri memang ada beberapa kegiatan yang patut pemerintah kota kediri suport dengan maksud sebagai daya tarik baru atau icon baru di Kota Kediri,” Terang Nur Muhyar.
Kedepannya lanjut Nur Muhyar mengatakan, Pemerintah Kota Kediri akan terus mendorong, memfasilitasi kegiatan yang bisa diselaraskan dengan program pemerintah Kota Kediri.
“Alhamdulilah kegiatan liwetan ini dari tahun ketahun antusias warga dan satri Kota Kediri semakin luar biasa. Karena mereka semakin berani menampakkan almamaternya. Kedepan untuk semakin meningkatkan kebudayaan islami dan daya tarik wisata lain di Kota Kediri kegiatan seperti ini akan kita suport dan fasilitasi,” tambah Nur Muhyar.
(Adv/Hms/*)