Foto: Istimewa |
Mojokerto, hapraindonesia.co – Rombongan Napak Tilas perjuangan KH. Nawawi disambut Sekretaris Daerah Kota Mojokerto Harlistyati di depan kantor Pemerintah Kota Mojokerto Jalan Gajah Mada No. 145, Minggu (10/11). Napak tilas ini diikuti ribuan peserta yang berangkat pada hari Sabtu (10/11) dari lokasi gugurnya KH Nawawi, di Dusun Sumantoro, Desa Plumpungan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo menuju Kota Mojokerto.
Mewakili Wakil Wali kota Mojokerto Suyitno, Harlistyati menyampaikan apresiasi dan rasa syukur menyambut peserta Napak Tilas Perjuangan Syuhada KH Nawawi yang ketujuh. “Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada kita untuk terus berjuang melanjutkan cita-cita almaghfurlah KH. Nawawi,” ungkapnya.
KH. Nawawi, lanjut Harlis, merupakan sosok pahlawan kemerdekaan dari Kota Mojokerto yang bertempur menghadapi penjajah dalam agresi II hingga akhirnya gugur pada tanggal 22 agustus 1946 di Desa Sumantoro, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. “Gugurnya KH. Nawawi membuktikan bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah melainkan hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia,” kata Harlis mengutip sambutan Wawali.
Masih membacakan sambutan Wawali, Harlis mengatakan, sejak tahun 1939 para ulama sudah menyepakati bahwa negara kita adalah negara kesatuan, bukan negara agama, bukan pula negara kesukuan, tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Perjuangan KH. Nawawi adalah untuk mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan terbentuknya NKRI,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini juga disampaikan, sebagai generasi penerus bangsa wajib meneruskan cita-cita perjuangan para syuhada kemerdekaan, dengan tekad NKRI harga mati. “Jangan ada saudara-saudara kita yang berkeinginan merubah bentuk negara Indonesia. NKRI sudah final, Pancasila dan UUD 1945 sudah menjadi kesepakatan untuk menjadi dasar negara kita,” tandasnya.
Para peserta juga diharapkan untuk terus menyebarkan dan memupuk kepemimpinan dan semangat heroisme KH. Nawawi di kalangan penerus bangsa.
“Perjuangan kita tidak lagi perlawanan secara fisik, tapi jauh lebih kompleks sehingga kita perlu meneguhkan keIndonesiaan untuk memajukan negeri ini. Mari kita selalu membawa semangat perjuangan KH. Nawawi agar tetap hidup dalam setiap dalam dada kita seperti semboyan yang selalu beliau gaungkan. Pahlawan perang tak akan pernah mati; mari kita bangkit dan bangun ruhul jihad berjuang demi agama, bangsa dan negara,” paparnya.
Mengakhiri amanat Wawali, Harlistyati berharap kegiatan ini terus dilaksanakan dan dikembangkan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. “Karena cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman (hubbul wathon minal iman) dalam rangka meneruskan cita-cita para syuhada kusuma bangsa,” pungkasnya.
Senada dengan disampaikan Sekdakot, Gus Ton panggilan akrab KH Muqsithon Ismail cucu al maghfurlah KH Nawawi mewakili keluarga, ia juga berharap kegiatan ini bisa menginsiprasi generasi muda. “ Generasi muda hendaknya bisa meneladani, mencontoh bagamana beratnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan,” katanya.
Turut hadir dalam acara penyambutan peserta napak tilas ini, jajaran Forkopimda Kota Mojokerto, Kepala OPD di lingkungan pemerintah Kota Mojokerto, jajaran LVRI, organisasi keagamaan, dan beberapa organisasi kepemudaan lainnya.
(T@urus)