|
Mojokerto, hapraindonesia.co – Mega Surya Eratama Kecamatan Ngoro, bakal mengolah limbah plastik sebagai tenaga alternatif pembangkit listrik. Industri yang bergerak di bidang kertas ini, juga disebut-sebut sebagai inisiator pertama pemanfaatan limbah plastik menjadi energi listrik.
Hal ini dibahas bersama pada kesempatan kunjungan kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dengan didampingi langsung Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi dan Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno, Senin (15/7) siang di PT. Mega Surya Eratama Kecamatan Ngoro.
“Disini kita akan pantau bagaimana pengelolaan limbah plastik menjadi listrik. Ini adalah bentuk renewbel power plant energy. Rencananya akan beroperasi awal Agustus,” terang Khofifah.
Khofifah juga membahas peraturan pengelolaan sampah, yang kini tengah digodog dalam Perda di DPRD. Ia berharap mimpi untuk mewujudkan dan mendapatkan energi non fosil berbasis PLTSa bisa segara terealisasi.
“Kita harap pengelolaan sampah basah ada di angka 16,8 pesen di tahun 2025, untuk mendapatkan energi nonfosil berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa),” tegas orang nomor satu di Jawa Timur.
Siswanto Dirut PT. Mega Surya Eratama, pada kesempatan ini juga menjelaskan secara teknis proses produksi hingga bahan baku yang diperoleh.
“Bahan baku 80 persen kami dapat dari import. Seperti Inggris, Australia, Amerika, Singapura, dan negara-negara Eropa. Sedang 20 persen sisanya dari lokal. Produksi kita disini dilaksanakan di atas lahan seluas 29 hektar. Kini sudah kita kembangkan 40 hektar. Jawa Timur sendiri tercatat sebagai penghasil limbah plastik ke-tiga terbesar di dunia. Fakta ini tentu menjadi catatan dan PR bersama, terkait bagaimana bisa menekan dan memaksimalkan kondisi tersebut”terang Siswanto.
(T@urus)