Kediri, hapraindonesia.co – Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan strategi Kota Kediri dalam menghadapi MEA saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional di Lembaga Administrasi Negara.
Dalam acara yang digelar di Aula LAN Jalan veteran 10 Jakarta, Mas Abu merupakan wakil dari Kepala Daerah tingkat II. Narasumber yang lain dalam acara tersebut adalah Gubernur Jatim Soekarwo, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto, dan Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Chandra Setiawan.
Menurut Walikota berusia 35 tahun ini, untuk meningkatkan daya saing UMKM, Pemkot Kediri telah membangun koordinasi internal maupun eksternal untuk memperkuat UMKM.
”Kelurahan, kecamatan, SKPD, perbankan, industri semua kami ajak untuk meningkatkan daya saing UMKM kami,” ujarnya. Mas Abu juga menjelaskan bahwa di kelurahan, masyarakat Kota Kediri mendapat dana melalui Prodamas yang menggelontorkan 50 juta rupiah per RT per tahun yang juga bisa digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana ekonomi. Selain itu, pada tingkat RW juga telah didirikan koperasi RW untuk membantu kesejahteraan masyarakat.
Dengan sarana dan prasarana ekonomi dari Prodamas masyarakat dapat melakukan aktivitas ekonomi, Untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen usaha, SKPD terkait telah menyediakan sejumlah pelatihan untuk individu maupun kelompok. Pemkot Kediri melalui Dinkop UMKM juga memberi fasilitas permodalan dengan bunga 4%. Dengan dana penyertaan sebesar Rp 9 Miliar perputaran dana bergulir ini sejak tahun 2007 hingga akhir 2015 lalu tercatat sudah mencapai Rp 27 M.
Selain aspek teknis produksi, manajemen dan permodalan, UMKM juga disediakan sarana untuk mempromosikan produknya melalui Pameran Produk Unggulan. Pameran bukan sekedar mendisplay produk, tetapi dikemas agar bisa menggaet pembeli dari luar kota. Untuk meningkatkan penguasaan teknologi dalam memasarkan secara online, Dishubkominfo merintis kerjasama dengan bukalapak.com “Kita undang orang-orang dari bukalapak.com untuk melatih para pelaku UMKM kita, agar mereka fasih berjualan secara online juga,” imbuh Mas Abu.
Untuk memperkuat produk UMKM, Disperindagtamben Kota Kediri memfasilitasi pendaftaran merk dan sertifikasi halal. Disperindagtamben juga melakukan revitalisasi pasar, kerjasama dengan designer nasional dan mengeluarkan surat edaran pemakaian tenun ikat Kota Kediri sebagai pakaian kerja.
Sementara itu, dalam sektor perizinan BPM mempermudah perizinan untuk pelaku UMKM dalam mendirikan usahanya. “Tidak hanya itu BPM juga menggelar Bussines Meeting antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Serta melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk pemetaan ekonomi yang berpotensi,” terangnya. Mas Abu mengatakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam menghadapi MEA, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pendidikan memiliki program EMAS (English Massive).
Di setiap RT di Kota Kediri dilaksanakan kursus bahasa inggris yang diikuti oleh semua kelompok usia. EMAS ini dibantu oleh 74 relawan dari Amerika Serikat yang tergabung dalam Peace Corps.
Tidak hanya melibatkan SKPD saja, namun Mas Abu juga menggandeng entitas eksternal dalam penguatan daya saing. Diantaranya, BI dan OJK yang berkomitmen terhadap UMKM dan investasi yang aman.
Kontribusi KADIN juga sangat positif dalam memasarkan produk UMKM melalui program provinsi Jatim yakni perdagangan antar pulau. Serta Telkom yang memberikan akses internet gratis untuk pelaku UMKM di Kampung Tenun Kota Kediri dan penyediaan sarana untuk komunitas IT Kediri berupa Kediri Digital Lounge. (adv/hms)